Senin, 18 Juni 2012

Pencelupan dengan Zat Warna Belerang


     Dalam dunia tekstil khususnya kimia tekstil banyak proses yang harus dilakukan sebelum sebuah serat menjadi sehelai kain, diantaranya adalh pencelupan. Maka dari itu kita bahas tentang pecelupan, kali ini kita kan membahas tentang pencelupan dengan zat warna belerang. Sebelum kita tahu tentang seluk beluknya zat warna belerang ada kalanya kita bahas dlu tentang pengertiannya. Zat warna belerang adalah zat warna yang setiap struktur molekulnya    selalu terdapat rantai belerang. Zat warna belerang tidak larut di dalam air, tetapi dapat larut dalam larutan natrium sulfida sebagai larutan pereduksi, dengan atau tanpa penambahan natrium karbonat. Natrium sulfida yang bertindak sebagai pereduksi, memutuskan rantai belerang dan memecahkan molekul menjadi komponen yang lebih sederhana yang larut dalam suasana alkali dan substantif terhadap serat selulosa. Terbentuknya tiolat yang mengandung gugus SNa, akan terserap oleh serat dan akan mudah teroksidasi membentuk zat warna yang mengendap didalam serat dan memberikan ketahanan luntur yang sangat baik dalam pencucian.
Beberapa pengetahuan mengenai struktur molekul zat warna belerang yang sangat kompleks sedang dihimpun secara berangsur-angsur. Sebagai contoh, telah disusun suatu reaksi pembuatan zat warna belerang yang dibagi dalam dua reaksi utama yaitu pemanasan belerang dengan para toluidina membentuk dehidrotio toluidina.
Dehidrotio-toluidina dapat bereaksi dengan molekul toluidin yang lain dan merupakan proses yang berulang sehingga terbentuk senyawa zat warna belerang yang sangat kompleks. 

 Sifat Umum Zat Warna Belerang

Sifat umum zat warna belerang dapat diuraikan sebagai berikut:
1.     Zat warna belerang adalah zat warna yang mengandung unsur belerang sebagai kromofor dan gugusan samping yang berguna dalam proses pencelupan.
2.    Struktur molekulnya sangat kompleks dan zat warna belerang tidak larut dalam air, karena itu diperlukan reduktor dalam suasana alkali untuk melarutkannya.
3.    Murah harganya dan mudah pemakaiannya.
4.    Ketahanan luntur warna terhadap terhadap pencucian baik, sedangkan terhadap sinar cukup.
5.    Tidak tahan terhadap klor
6.    Warnanya agak suram. Umumnya zat warna semula akan terbentuk setelah dilakukan proses oksidasi dengan udara atau semua jenis oksidator kecuali oksidator yang mengandung klor seperti kaporit dan natrium hipoklorit.
7.    Pereduksi kuat akan menguraikan ikatan sulfida. Jenis pereduksi yang sering digunakan adalah natrium sulfida dan natrium hidrosulfit.
8.    Zat warna belerang dalam bentuk tereduksi mempunyai sifat seperti zat warna direk, yang penyerapannya meningkat dengan penambahan elektrolit.
9.  Cara penyimpanan zat warna belerang dalam bejana tertutup, terhindar dari sinar matahari langsung dan dalam kondisi kering. Meskipun tindakan pencegahan ini dilakukan, zat warna belerang tidak dapat disimpan dalam jangka waktu yang tidak terbatas karena selama penyimpanan tersebut besar kemungkinan terjadi kemunduran yang berangsur-angsur.

 Sifat Kimia Zat Warna Belerang

1.   Larut dalam natrium sulfida, etilena kloridin, asam sulfat.
2.    Sifat-sifat pewarnaannya dipengaruhi oleh asam sulfat dan natrium sulfida.
3.    Kebanyakan zat warna belerang bersifat koloid, mudah terjadi penggumpalan oleh elektrolit.


 Sifat Fisika Zat Warna Belerang

1.     Partikel-partikel akan bermuatan negatif.
2.    Kebanyakan zat warna belerang yang diperdagangkan biasanya amorf.
3.    Zat warna belerang termasuk polimer tingkat tinggi dan usaha untuk menentukan berat molekulnya belum berhasil dengan baik.
 Zat Warna Belerang Larut

Dalam kemajuan teknologi, zat warna belerang dihasilkan dari senyawa-senyawa yang lebih bervariasi, seperti ptalocianin, antrakuinon, dioksazine dan dijul dalam bentuk larutan, untuk mengurangi keberadaan senyawa-senyawa pengotor. Zat warna ini sudah mengandung alkali dan reduktor untuk menjaga kestabilan dan menjaga sifat-sifat pencelupannya. Zat warna ini sering disebut dengan zat warna belerang larut.


 Zat warna Belerang Larut Diresul Black RDT
Zat warna Diresul Black RDT adalah jenis zat warna belerang yang telah distabilkan dan bersifat ramah lingkungan. Sifat-sifat zat warna Diresul Black adalah :
1.      Menghasilkan limbah cair yang sedikit
2.     Tidak melepaskan uap sulfur selama pencelupan
3.     Sedikit kontaminasi dengan mesin pencelupan sehingga mudah dibersihkan.
4.     Perlu diperhatikan temperatur proses pencucian, proses oksidasi dan penyabunan untuk menghasilkan sifat tahan luntur yang optimal.


 Mekanisme Pencelupan Zat Warna Belerang 

Untuk memperoleh hasil celupan dengan ketahanan luntur yang baik, maka perlu adanya ikatan yang kuat antara zat warna dan serat. Serat kapas bersifat hidrofil karena banyak mengandung gugus –OH. Dalam  proses pencelupan, gugus –OH tersebut memegang peranan penting terhadap ikatan serat dengan  zat warna. Zat warna belerang mengandung gugus belerang (S) yang apabila direduksi (misalnya dengan pereduksi natrium sulfida (Na2S)) akan memutuskan rantai belerang dan memecahkan molekul menjadi komponen yang lebih sederhana yang larut dalam suasana alkali dan substantif terhadap serat selulosa. Terbentuknya tiolat yang mengandung gugus SNa akan terserap oleh serat dan akan mudah teroksidasi membentuk zat warna yang mengendap didalam serat dan memberikan ketahanan luntur yang sangat baik dalam pencucian.
Mekanisme pencelupan zat warna belerang terdiri dari empat tahap, yaitu  sebagai berikut:
1. Pereduksian

Merupakan tahap perubahan zat warna belerang yang tidak larut menjadi larut dalam air (leuko) dan mempunyai afinitas terhadap selulosa (kapas). Proses reduksi selalu dilakukan dalam medium alkali, sebagian karena zat pereduksi tidak stabil dalam pH asam dan sebagian gugus asam tiol bereaksi dengan alkali untuk memberikan bentuk tiolat anionik lebih larut. Penggunaan natrium sulfida akan melarutkan zat warna belerang sehingga terjadi difusi zat warna ke dalam larutan. 
2.     Pencelupan

Merupakan tahap pencelupan serat selulosa (kapas) dengan senyawa garam leuko.  Difusi zat warna dapat terjadi selama masih dalam bentuk garam leuko. Ini berarti bahwa bila pembentukan leukonya sempurna/baik, maka difusi zat warnanya akan baik dan meningkatkan ketahanan luntur warnanya.
3.     Oksidasi

Reaksi kimia tiolat (yang larut dalam air) dapat kembali berubah menjadi disulfida (tidak larut dalam air) dengan adanya reaksi oksidasi. Pada reaksi oksidasi terjadi fiksasi zat warna karena zat warna yang berubah kembali menjadi tidak larut dalam air akan mengendap di dalam serat. Tidak semua zat warna belerang mudah dioksidasi oleh udara sehingga membutuhkan zat pengoksidasi untuk mempercepat reaksi oksidasi.
4.     Pencucian dan pengeringan

Untuk menghilangkan pigmen-pigmen zat warna belerang yang menempel pada permukaan serat.

Selasa, 12 Juni 2012

laporn serat uji pelarutan


      I.            Maksud dan Tujuan
Tujuan dari praktikum ini agar bisa membedakan jenis – jenis berdasrkan kelarutannya dengan mengguanakan larutana – larutan kimia yang bisa digunakan dalam percobaan ini.
   II.            Teori Dasar
Uji pelarutan ini dimaksudkan agar praktikan dapat menentukan sifat-sifat  kimia dari masing-masing serat. Uji ini sangat penting terutama untuk serat-serat buatan yang mempunyai morfologi yang hampir sama.
Telah diketahui bahwa serat-serat tekstil tersusun atas polimer-polimer,kemudian polimer-polimer tersebut saling terikat satu sama lain. Penyusun pengikat antar polimer tersebut,antara lain :
a.       IKATAN HIDROGEN
Ikatan dimana atom hidrogen dihubungkan dengan dua atom lain. Ikatan ini terdapat diantara dua gugus fungsional di dalam satu atau dua molekul.
b.      GUGUS HIDROKSIL
Gugus ini biasanya memudahkan kelarutan dalam air. Gugus ini mempunyai kemampuan untuk menarik gugus hidroksil yang lain dari serat maupun dari atomnya sendiri,sehingga serat akan mudah menyerap air.
c.       GUGUS KARBOKSIL
Mempunyai sifat yang sama dengan gugus hidroksil,tetapi jika lebih bersifat asam maka lebih mudah bereaksi dengan zat-zat lain.
d.      GUGUS AROMATIL
Dalam polimer gugs ini menyebabkan molekul lebih kaku,dapat menaikan kohesi antar molekul,sehingga membuat titik lelehnya lebih tinggi dari jenis molekul yang lainnya.

Dengan melihat kelarutan serat pada berbagai pelarut dapat disimpulkan jenis seratnya. Prinsip pengujian pada uji kelarutan ini adalah melarutkan serat pada beberapa pelarut kemudian diamati sifat kelarutannya. Apakah serat tersebut larut dengan sempurna, larut sebagian atau tidak larut sama sekali. Uji pelarutan ini dilakukan dalam suhu kamar terlebih dahulu. Bila serat belum/ tidak larut, maka selanjutnya dipanaskan atau dididihkan dalam wadah yang berisi air yang dipanaskan. Namun bila serat sudah larut, pemanasan tersebut tidak perlu dilakukan.
Pelarut yang umum digunakan dalam pengujian ini antara lain :
q  Asam Klorida (HCl) 1:1 : asam ini akan melarutkan serat nilon.
q  Asam Sulfat (H2SO4) 70 % : serat yang larut dalam pelarut ini adalah serat kapas, rami, rayon viskosa, rayon asetat, nilon dan sutera.
q  Aseton : larutan ini hanya melarutkan serat rayon asetat.
q  NaOCl (Natrium Hipoklorit) : serat wool dan sutera akan larut dalam larutan ini.
q  Metil Salisilat : larutan ini akan melarutkan serat polyester.
q  NaOH 45 % : Pada suhu mendidih larutan ini akan melarutkan polyester, wool dan sutera.
q  Meta Cresol : Larutan ini akan melarutkan serat polyester, rayon asetat dan poliamida / nilon.
q  DMF : Larutan ini akan melarutkan wool, poliakrilat, poliamida dan rayon asetat.
q  Asam Nitrat : Pada suhu kamar akan melarutkan rayon asetat, wool, poliakrilat dan nilon. 
III.            Alat – alat

-Tabung Reaksi
- Pengaduk
- Rak Tabung
- Pembakar Bunsen

IV.            Bahan

Macam – macam serat :                    
1.      Kapas                                           
2.      Rayon Viskosa
3.      Rami
4.      Sutera
5.      Wool
6.      Poliester
7.      Poliakrilat
8.      Poliamida / Nylon
9.      Poliester : Kapas
10.  Poliester : Wool
11.  Poliester : Rayon
Bermacam-macam Zat Kimia :
1.      H2SO4 60 %   
2.      H2SO4 70 %
3.      HCl 1 : 1
4.      HNO3
5.      Asam Formiat
6.      KOH 5 %
7.      NaOH 10 %
8.      NaOH 45 %
9.      NaOC
10.  Metil Salisilat
11.  Aseton

  V.            CARA KERJA
1.      Tabung reaksi dibersihkan.
2.      5 ml pereaksi yang digunakan dimasukkan ke dalam tabung reaksi dengan hati-hati.
3.      Beberapa helai serat yang akan diuji (jangan terlampau banyak) dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang telah berisi pereaksi.
4.      Serat yang berada di dalam larutan pereaksi diaduk-aduk dan diamati kelarutannya selama 5 menit.
5.      Jika setelah selesai 5 menit ternyata tidak larut pereaksi dapat dipanaskan dengan hati-hati.
6.      Setelah 3 menit di dalam kelarutan dari masing-masing serat pada masing-
7.      masing pelarutnya.


VI.            Diskusi
Dalam percobaan ini kami mengalami banyak kesalahan dan kecerobohan sehingga banyak data yang kami dapat tidak sesuai dengan teori,kemungkinan yang membuat data kami tidak sesuai dengan teori adalah :
1.      Masih tersisanya lemak yang menempel pada tabung reaksi.
2.      Konsentrasinya pelarutnya tidak sesuai. Kemungkinan pealrutnya terlalu pekat atau terlalu encer.
3.      Kurangnya ketelitian mata pada pelarutan serat.
4.      Banyaknya hambatan dalam memanaskan pelarut untuk melarutkan serat dalam suhu panas karena adanya kekurangan alat pemanas sehingga menggunakan spirtus.
5.      tidak larutnya serat bisa juga karena tidak terjadi reaksi antara molekul serat dan pelrutnya.

VII.            Kesimpulan
a)      Larutan H2SO4 60% melarutkan serat Rayon Viskosa, Sutera, Poliamida/Nylon,Poliakrilat. Sedang pada pada serat Kapas, Rami, Poliester Kapas, Poliester Rayon melarutkan sebagian,serat Wool, Poliester dan Poliester Wool tidak larut.
b)      Larutan H2SO4 70% melarutkan serat Kapas, Rayon Viskosa, Rami, Sutera, Poliakrilat, Poliamida/Nylon. Sedang pada serat Poliester Kapas, Poliester Rayon melartukan sebagian. Serat Poliester, Poliester Wool tidak larut tetapi pada serat Wool Rusak.
c)      Larutan HCl melarutkan serat Poliamida/Nylon. Tetapi pada serat Rayon Viskosa melarutka sebagian. Serat Rami, Wool, Poliester, Poliakrilat, Poliester Kapas, Poliester Rayon, Poliester Wool tidak larut.
d)     Larutan HNO3 melarutkan serat Sutera, Poliakrilat, Poliamida/Nylon. Pada serat Rayon Viskosa, Poliester Rayon, Poliester Wool melrutkan sebagian. Tetapi pada serat Wool mengalami rusak. Serat Kapas, Rami, Poliester Poliester Kapas.
e)      Larutan Asam Formiat hanya melarutkan serat Poliamida dan serat Sutera hanya larut sebagian. Tetapi pada serat Kapas, Ryon Viskosa, Rami, Wool, Poliester, Poliakrilat, Poliester Kapas, Poliester Rayon, Poliester Wool tidak larut.
f)       Larutan KOH 5% saat di panaskan hanya melarutkn serat Sutera, Wool. Tetapi pada serat Poliakrilat hanya mengali rusak.
g)      Larutan NaOH 10% saat dipanaskan melarutkan serat Wool, Mengalami kerusakan adalah serat Poliester Wool, sedang serat Rayon Viskosa hanya melarutka sebagian.
h)      Larutan NaOH 45% saat dipanaskan melarutkan serat Rayon Viskosa, Sutera, Wool. Sedang pada serat Rami mengalami kerusakan.
i)        Larutan NaOCl melarutkan serat Sutera dan Wool. Tetapi poliester hanya larut sebagian.
j)        Larutan Metil Salisilat saat dipanaska yang mengalami larut sebagian adalah serat Rami, Suter dan Poliester.
k)      Larutan Aseton tidak melarutkan serat apapun.






























VIII.            Daftar Pustaka
-   Pedoman Praktikum Identfiksai Serat Teksil.STT Teksil Bandung































LAPORAN

PRAKTIKUM SERAT TEKSTIL

“UJI PELARUTAN”

 
Nama              : Ipan Muzdalipa
 Nrp                 : 11.K40036
    Grup                : TPB 3

        Dosen                   : Juju Juhana, AT
      Sri
     Solichin




 
 






S E K O L A H  T I N G G I   T E K N O L O G I   T E K S T I L

B A N D U N G
2 0 1 2

Rabu, 30 Mei 2012

Seputar film the avengers

Bagi pencinta film - film pasti gx asing lagi nih flm the avengers. tapi buat kalian  yang nonton film ini ikutin deh sinopsisnya. :)
Bumi sedang dalam bahaya besar. Dewa Asgard yang bernama Loki dan ratusan bahkan ribuan pasukan aliennya siap membumi hanguskan bumi dan seisinya. Manusia jelas kalah kuat. Manusia sudah kalah sebelum berperang, kalau saja tidak ada Nick Fury (Samuel L Jackson) dan organisasi rahasianya, S.H.I.E.L.D.
Bersama dengan para agennya, Nick mengumpulkan para superhero yang tersebar di penjuru bumi. Mereka adalah Iron Man (Robert Downey Jr.), Thor (Chris Hemsworth), Captain America (Chris Evans) , dan Hulk (Mark Rufallo). Para superhero dengan kemampuan super yang berbeda-beda dan datang dari latar belakang yang berbeda pula.
Proses yang tidak mudah untuk mengumpulkan semua superhero itu pun harus dilakukan. Nick dengan bantuan Black Widow (Scarlett Johansson), Agen Coulson, Maria Hill, dan juga Hawkeye (Jeremy Renner) berusaha mempersatukan para superhero tersebut menjadi sebuah tim, The Avengers Initiattive.
Kendala yang dihadapi ternyata tak berhenti di situ saja. Para superhero ini dengan egonya masing-masing ternyata susah dipersatukan menjadi sebuah tim yang padu dan penuh kerja sama. Nick juga harus bekerja keras memutar otak untuk mengatasinya. Tak ada jalan lain selain mempersatukan mereka sebab hanya The Avengers lah yang menjadi jalan keluar melawan Loki.
Preview:
Tidak hanya satu, dua, atau tiga superhero, tapi ada 7 superhero yang akan menunjukkan aksinya. Bayangkan aksi laga dari film-film superhero Marvel tersaji dalam 1 film utuh. Seru bukan?
Dan pemilihan Joss Whedon sebagai sutradara adalah pilihan yang tepat. Sutradara ini bukan hanya dekat dengan dunia komik (dunianya para superhero berawal), namun juga pandai meramu karakterisasi dalam filmnya. Ia tak akan terlalu fokus pada aksi laga yang bombastis macam TRANSFORMER tapi ia bakal mengembangkan tiap karakter yang ada menjadi lebih logis dan tampak manusiawi.
Dengan banyaknya karakter yang ada dalam film ini, tentunya penggarapan tokohnya juga harus pas kalau tak mau melakukan blunder. Dari beberapa trailer, featurette yang sudah diedarkan, THE AVENGERS adalah film aksi yang patut ditonton karena menghadirkan interaksi tokoh yang pas dan juga menarik.
ayo yang belum nonton jangan mau ketinggalan nih . . .
dijamin gak bkal nyesel