Selasa, 12 Juni 2012

laporn serat uji pelarutan


      I.            Maksud dan Tujuan
Tujuan dari praktikum ini agar bisa membedakan jenis – jenis berdasrkan kelarutannya dengan mengguanakan larutana – larutan kimia yang bisa digunakan dalam percobaan ini.
   II.            Teori Dasar
Uji pelarutan ini dimaksudkan agar praktikan dapat menentukan sifat-sifat  kimia dari masing-masing serat. Uji ini sangat penting terutama untuk serat-serat buatan yang mempunyai morfologi yang hampir sama.
Telah diketahui bahwa serat-serat tekstil tersusun atas polimer-polimer,kemudian polimer-polimer tersebut saling terikat satu sama lain. Penyusun pengikat antar polimer tersebut,antara lain :
a.       IKATAN HIDROGEN
Ikatan dimana atom hidrogen dihubungkan dengan dua atom lain. Ikatan ini terdapat diantara dua gugus fungsional di dalam satu atau dua molekul.
b.      GUGUS HIDROKSIL
Gugus ini biasanya memudahkan kelarutan dalam air. Gugus ini mempunyai kemampuan untuk menarik gugus hidroksil yang lain dari serat maupun dari atomnya sendiri,sehingga serat akan mudah menyerap air.
c.       GUGUS KARBOKSIL
Mempunyai sifat yang sama dengan gugus hidroksil,tetapi jika lebih bersifat asam maka lebih mudah bereaksi dengan zat-zat lain.
d.      GUGUS AROMATIL
Dalam polimer gugs ini menyebabkan molekul lebih kaku,dapat menaikan kohesi antar molekul,sehingga membuat titik lelehnya lebih tinggi dari jenis molekul yang lainnya.

Dengan melihat kelarutan serat pada berbagai pelarut dapat disimpulkan jenis seratnya. Prinsip pengujian pada uji kelarutan ini adalah melarutkan serat pada beberapa pelarut kemudian diamati sifat kelarutannya. Apakah serat tersebut larut dengan sempurna, larut sebagian atau tidak larut sama sekali. Uji pelarutan ini dilakukan dalam suhu kamar terlebih dahulu. Bila serat belum/ tidak larut, maka selanjutnya dipanaskan atau dididihkan dalam wadah yang berisi air yang dipanaskan. Namun bila serat sudah larut, pemanasan tersebut tidak perlu dilakukan.
Pelarut yang umum digunakan dalam pengujian ini antara lain :
q  Asam Klorida (HCl) 1:1 : asam ini akan melarutkan serat nilon.
q  Asam Sulfat (H2SO4) 70 % : serat yang larut dalam pelarut ini adalah serat kapas, rami, rayon viskosa, rayon asetat, nilon dan sutera.
q  Aseton : larutan ini hanya melarutkan serat rayon asetat.
q  NaOCl (Natrium Hipoklorit) : serat wool dan sutera akan larut dalam larutan ini.
q  Metil Salisilat : larutan ini akan melarutkan serat polyester.
q  NaOH 45 % : Pada suhu mendidih larutan ini akan melarutkan polyester, wool dan sutera.
q  Meta Cresol : Larutan ini akan melarutkan serat polyester, rayon asetat dan poliamida / nilon.
q  DMF : Larutan ini akan melarutkan wool, poliakrilat, poliamida dan rayon asetat.
q  Asam Nitrat : Pada suhu kamar akan melarutkan rayon asetat, wool, poliakrilat dan nilon. 
III.            Alat – alat

-Tabung Reaksi
- Pengaduk
- Rak Tabung
- Pembakar Bunsen

IV.            Bahan

Macam – macam serat :                    
1.      Kapas                                           
2.      Rayon Viskosa
3.      Rami
4.      Sutera
5.      Wool
6.      Poliester
7.      Poliakrilat
8.      Poliamida / Nylon
9.      Poliester : Kapas
10.  Poliester : Wool
11.  Poliester : Rayon
Bermacam-macam Zat Kimia :
1.      H2SO4 60 %   
2.      H2SO4 70 %
3.      HCl 1 : 1
4.      HNO3
5.      Asam Formiat
6.      KOH 5 %
7.      NaOH 10 %
8.      NaOH 45 %
9.      NaOC
10.  Metil Salisilat
11.  Aseton

  V.            CARA KERJA
1.      Tabung reaksi dibersihkan.
2.      5 ml pereaksi yang digunakan dimasukkan ke dalam tabung reaksi dengan hati-hati.
3.      Beberapa helai serat yang akan diuji (jangan terlampau banyak) dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang telah berisi pereaksi.
4.      Serat yang berada di dalam larutan pereaksi diaduk-aduk dan diamati kelarutannya selama 5 menit.
5.      Jika setelah selesai 5 menit ternyata tidak larut pereaksi dapat dipanaskan dengan hati-hati.
6.      Setelah 3 menit di dalam kelarutan dari masing-masing serat pada masing-
7.      masing pelarutnya.


VI.            Diskusi
Dalam percobaan ini kami mengalami banyak kesalahan dan kecerobohan sehingga banyak data yang kami dapat tidak sesuai dengan teori,kemungkinan yang membuat data kami tidak sesuai dengan teori adalah :
1.      Masih tersisanya lemak yang menempel pada tabung reaksi.
2.      Konsentrasinya pelarutnya tidak sesuai. Kemungkinan pealrutnya terlalu pekat atau terlalu encer.
3.      Kurangnya ketelitian mata pada pelarutan serat.
4.      Banyaknya hambatan dalam memanaskan pelarut untuk melarutkan serat dalam suhu panas karena adanya kekurangan alat pemanas sehingga menggunakan spirtus.
5.      tidak larutnya serat bisa juga karena tidak terjadi reaksi antara molekul serat dan pelrutnya.

VII.            Kesimpulan
a)      Larutan H2SO4 60% melarutkan serat Rayon Viskosa, Sutera, Poliamida/Nylon,Poliakrilat. Sedang pada pada serat Kapas, Rami, Poliester Kapas, Poliester Rayon melarutkan sebagian,serat Wool, Poliester dan Poliester Wool tidak larut.
b)      Larutan H2SO4 70% melarutkan serat Kapas, Rayon Viskosa, Rami, Sutera, Poliakrilat, Poliamida/Nylon. Sedang pada serat Poliester Kapas, Poliester Rayon melartukan sebagian. Serat Poliester, Poliester Wool tidak larut tetapi pada serat Wool Rusak.
c)      Larutan HCl melarutkan serat Poliamida/Nylon. Tetapi pada serat Rayon Viskosa melarutka sebagian. Serat Rami, Wool, Poliester, Poliakrilat, Poliester Kapas, Poliester Rayon, Poliester Wool tidak larut.
d)     Larutan HNO3 melarutkan serat Sutera, Poliakrilat, Poliamida/Nylon. Pada serat Rayon Viskosa, Poliester Rayon, Poliester Wool melrutkan sebagian. Tetapi pada serat Wool mengalami rusak. Serat Kapas, Rami, Poliester Poliester Kapas.
e)      Larutan Asam Formiat hanya melarutkan serat Poliamida dan serat Sutera hanya larut sebagian. Tetapi pada serat Kapas, Ryon Viskosa, Rami, Wool, Poliester, Poliakrilat, Poliester Kapas, Poliester Rayon, Poliester Wool tidak larut.
f)       Larutan KOH 5% saat di panaskan hanya melarutkn serat Sutera, Wool. Tetapi pada serat Poliakrilat hanya mengali rusak.
g)      Larutan NaOH 10% saat dipanaskan melarutkan serat Wool, Mengalami kerusakan adalah serat Poliester Wool, sedang serat Rayon Viskosa hanya melarutka sebagian.
h)      Larutan NaOH 45% saat dipanaskan melarutkan serat Rayon Viskosa, Sutera, Wool. Sedang pada serat Rami mengalami kerusakan.
i)        Larutan NaOCl melarutkan serat Sutera dan Wool. Tetapi poliester hanya larut sebagian.
j)        Larutan Metil Salisilat saat dipanaska yang mengalami larut sebagian adalah serat Rami, Suter dan Poliester.
k)      Larutan Aseton tidak melarutkan serat apapun.






























VIII.            Daftar Pustaka
-   Pedoman Praktikum Identfiksai Serat Teksil.STT Teksil Bandung































LAPORAN

PRAKTIKUM SERAT TEKSTIL

“UJI PELARUTAN”

 
Nama              : Ipan Muzdalipa
 Nrp                 : 11.K40036
    Grup                : TPB 3

        Dosen                   : Juju Juhana, AT
      Sri
     Solichin




 
 






S E K O L A H  T I N G G I   T E K N O L O G I   T E K S T I L

B A N D U N G
2 0 1 2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar