I.
Maksud
dan Tujuan
Tujuan dari praktikum
ini agar bisa membedakan jenis – jenis berdasrkan kelarutannya dengan
mengguanakan larutana – larutan kimia yang bisa digunakan dalam percobaan ini.
II.
Teori
Dasar
Uji
pelarutan ini dimaksudkan agar praktikan dapat menentukan sifat-sifat kimia dari masing-masing serat. Uji ini
sangat penting terutama untuk serat-serat buatan yang mempunyai morfologi yang
hampir sama.
Telah
diketahui bahwa serat-serat tekstil tersusun atas polimer-polimer,kemudian
polimer-polimer tersebut saling terikat satu sama lain. Penyusun pengikat antar
polimer tersebut,antara lain :
a.
IKATAN HIDROGEN
Ikatan dimana atom hidrogen dihubungkan
dengan dua atom lain. Ikatan ini terdapat diantara dua gugus fungsional di
dalam satu atau dua molekul.
b.
GUGUS HIDROKSIL
Gugus ini biasanya memudahkan kelarutan
dalam air. Gugus ini mempunyai kemampuan untuk menarik gugus hidroksil yang
lain dari serat maupun dari atomnya sendiri,sehingga serat akan mudah menyerap
air.
c.
GUGUS KARBOKSIL
Mempunyai sifat yang sama dengan gugus
hidroksil,tetapi jika lebih bersifat asam maka lebih mudah bereaksi dengan
zat-zat lain.
d.
GUGUS AROMATIL
Dalam polimer gugs ini menyebabkan
molekul lebih kaku,dapat menaikan kohesi antar molekul,sehingga membuat titik
lelehnya lebih tinggi dari jenis molekul yang lainnya.
Dengan
melihat kelarutan serat pada berbagai pelarut dapat disimpulkan jenis seratnya.
Prinsip pengujian pada uji kelarutan ini adalah melarutkan serat pada beberapa
pelarut kemudian diamati sifat kelarutannya. Apakah serat tersebut larut dengan
sempurna, larut sebagian atau tidak larut sama sekali. Uji pelarutan ini
dilakukan dalam suhu kamar terlebih dahulu. Bila serat belum/ tidak larut, maka
selanjutnya dipanaskan atau dididihkan dalam wadah yang berisi air yang
dipanaskan. Namun bila serat sudah larut, pemanasan tersebut tidak perlu
dilakukan.
Pelarut
yang umum digunakan dalam pengujian ini antara lain :
q Asam
Klorida (HCl) 1:1 : asam ini akan melarutkan serat nilon.
q Asam
Sulfat (H2SO4) 70 % : serat yang larut dalam pelarut ini
adalah serat kapas, rami, rayon viskosa, rayon asetat, nilon dan sutera.
q Aseton
: larutan ini hanya melarutkan serat rayon asetat.
q NaOCl
(Natrium Hipoklorit) : serat wool dan sutera akan larut dalam larutan ini.
q Metil
Salisilat : larutan ini akan melarutkan serat polyester.
q NaOH
45 % : Pada suhu mendidih larutan ini akan melarutkan polyester, wool dan
sutera.
q Meta
Cresol : Larutan ini akan melarutkan serat polyester, rayon asetat dan
poliamida / nilon.
q DMF
: Larutan ini akan melarutkan wool, poliakrilat, poliamida dan rayon asetat.
q Asam
Nitrat : Pada suhu kamar akan melarutkan rayon asetat, wool, poliakrilat dan
nilon.
III.
Alat
– alat
-Tabung Reaksi
- Pengaduk
- Rak Tabung
- Pembakar Bunsen
IV.
Bahan
Macam
– macam serat :
1. Kapas
2. Rayon
Viskosa
3. Rami
4. Sutera
5. Wool
6. Poliester
7. Poliakrilat
8. Poliamida
/ Nylon
9. Poliester
: Kapas
10. Poliester
: Wool
11. Poliester
: Rayon
Bermacam-macam
Zat Kimia :
1. H2SO4
60 %
2. H2SO4
70 %
3. HCl
1 : 1
4. HNO3
5. Asam
Formiat
6. KOH
5 %
7. NaOH
10 %
8. NaOH
45 %
9. NaOC
10. Metil
Salisilat
11. Aseton
V.
CARA
KERJA
1. Tabung
reaksi dibersihkan.
2. 5
ml pereaksi yang digunakan dimasukkan ke dalam tabung reaksi dengan hati-hati.
3. Beberapa
helai serat yang akan diuji (jangan terlampau banyak) dimasukkan ke dalam
tabung reaksi yang telah berisi pereaksi.
4. Serat
yang berada di dalam larutan pereaksi diaduk-aduk dan diamati kelarutannya
selama 5 menit.
5. Jika
setelah selesai 5 menit ternyata tidak larut pereaksi dapat dipanaskan dengan
hati-hati.
6.
Setelah 3 menit di dalam kelarutan dari
masing-masing serat pada masing-
7.
masing pelarutnya.
VI.
Diskusi
Dalam percobaan ini kami
mengalami banyak kesalahan dan kecerobohan sehingga banyak data yang kami dapat
tidak sesuai dengan teori,kemungkinan yang membuat data kami tidak sesuai
dengan teori adalah :
1.
Masih
tersisanya lemak yang menempel pada tabung reaksi.
2.
Konsentrasinya
pelarutnya tidak sesuai. Kemungkinan pealrutnya terlalu pekat atau terlalu
encer.
3.
Kurangnya
ketelitian mata pada pelarutan serat.
4.
Banyaknya
hambatan dalam memanaskan pelarut untuk melarutkan serat dalam suhu panas karena
adanya kekurangan alat pemanas sehingga menggunakan spirtus.
5.
tidak larutnya
serat bisa juga karena tidak terjadi reaksi antara molekul serat dan pelrutnya.
VII.
Kesimpulan
a)
Larutan H2SO4
60% melarutkan serat Rayon Viskosa, Sutera, Poliamida/Nylon,Poliakrilat.
Sedang pada pada serat Kapas, Rami, Poliester Kapas, Poliester Rayon melarutkan
sebagian,serat Wool, Poliester dan Poliester Wool tidak larut.
b)
Larutan H2SO4
70% melarutkan serat Kapas, Rayon Viskosa, Rami, Sutera, Poliakrilat, Poliamida/Nylon.
Sedang pada serat Poliester Kapas, Poliester Rayon melartukan sebagian. Serat
Poliester, Poliester Wool tidak larut tetapi pada serat Wool Rusak.
c)
Larutan HCl
melarutkan serat Poliamida/Nylon. Tetapi pada serat Rayon Viskosa melarutka
sebagian. Serat Rami, Wool, Poliester, Poliakrilat, Poliester Kapas, Poliester
Rayon, Poliester Wool tidak larut.
d)
Larutan HNO3
melarutkan serat Sutera, Poliakrilat, Poliamida/Nylon. Pada serat Rayon
Viskosa, Poliester Rayon, Poliester Wool melrutkan sebagian. Tetapi pada serat
Wool mengalami rusak. Serat Kapas, Rami, Poliester Poliester Kapas.
e)
Larutan Asam
Formiat hanya melarutkan serat Poliamida dan serat Sutera hanya larut sebagian.
Tetapi pada serat Kapas, Ryon Viskosa, Rami, Wool, Poliester, Poliakrilat,
Poliester Kapas, Poliester Rayon, Poliester Wool tidak larut.
f)
Larutan KOH 5%
saat di panaskan hanya melarutkn serat Sutera, Wool. Tetapi pada serat
Poliakrilat hanya mengali rusak.
g)
Larutan NaOH
10% saat dipanaskan melarutkan serat Wool, Mengalami kerusakan adalah serat
Poliester Wool, sedang serat Rayon Viskosa hanya melarutka sebagian.
h)
Larutan NaOH
45% saat dipanaskan melarutkan serat Rayon Viskosa, Sutera, Wool. Sedang pada
serat Rami mengalami kerusakan.
i)
Larutan NaOCl
melarutkan serat Sutera dan Wool. Tetapi poliester hanya larut sebagian.
j)
Larutan Metil
Salisilat saat dipanaska yang mengalami larut sebagian adalah serat Rami, Suter
dan Poliester.
k)
Larutan Aseton
tidak melarutkan serat apapun.
VIII.
Daftar Pustaka
- Pedoman Praktikum Identfiksai Serat Teksil.STT
Teksil Bandung
LAPORAN
PRAKTIKUM
SERAT TEKSTIL
“UJI PELARUTAN”
Nama : Ipan Muzdalipa
Nrp : 11.K40036
Grup : TPB 3
Dosen :
Juju Juhana, AT
Sri
Solichin
S
E K O L A H T I N G G I T E K N O L O G I T E K S T I L
B
A N D U N G
2
0 1 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar